Heboh Gubernur NTB – Suasana ramai di salah satu sudut kota Mataram tiba-tiba berubah tegang. Dua pemuda, entah karena salah paham atau masalah personal, terlibat dalam adu jotos yang brutal. Saling dorong, saling pukul, dan teriakan warga menyatu dalam keributan yang sulit diurai. Tapi siapa sangka, justru sosok tak terduga yang muncul dari tengah kerumunan—Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri turun tangan melerai!
Pemandangan ini bukan hasil setting sinetron. Bukan juga video prank. Gubernur NTB, yang kala itu sedang menghadiri sebuah kegiatan sosial di sekitar lokasi, langsung sigap menerobos kerumunan saat menyadari ada dua pemuda yang sedang berkelahi dengan brutal. Dengan hanya ditemani ajudan dan satu petugas keamanan, sang gubernur maju, memisahkan keduanya dengan tangan bonus new member 100.
Gubernur atau Penengah Jalanan?
Langkah sang gubernur ini sontak membuat warga terbelalak. Bagaimana tidak? Di tengah posisi sebagai pejabat tinggi daerah, keberaniannya turun tangan langsung—tanpa pelindung, tanpa senjata, hanya bermodalkan suara lantang dan tangan yang menahan—benar-benar pemandangan langka. Satu tangannya merangkul salah satu pemuda yang wajahnya sudah memerah karena amarah, sementara tangan lainnya menahan tubuh satunya yang masih hendak menyerang.
“Berhenti! Ini bukan caranya menyelesaikan masalah!” seru gubernur lantang, suaranya menggelegar hingga membuat semua yang ada di sekitar terdiam. Tak butuh waktu lama, kedua pemuda yang semula penuh emosi perlahan mulai melemah. Sorotan kamera warga pun langsung merekam kejadian dramatis tersebut, menjadikannya viral di media sosial hanya dalam hitungan jam.
Emosi Remaja, Ketegasan Pemimpin
Keributan dua pemuda itu disebut berawal dari cekcok kecil soal parkir motor. Masalah sepele yang membesar karena ego yang tak mau mengalah. Tapi justru insiden ini membuka tabir bagaimana figur pemimpin ideal seharusnya bersikap. Tak hanya duduk manis di ruang ber-AC, tak hanya memberi perintah dari balik meja. Tapi terjun langsung ke tengah masyarakat, menghadapi kekacauan dengan keberanian nyata.
Pakaian batik yang dikenakan sang gubernur saat kejadian masih terlihat rapi, meski bagian lengan kirinya sedikit kusut akibat merangkul mahjong ways 2 yang meronta. Ia tak menunjukkan sedikit pun tanda takut, bahkan saat salah satu pemuda hampir menyerangnya karena masih terbakar amarah. Matanya tajam, sorotnya penuh ketegasan, dan ucapannya singkat tapi menusuk kesadaran.
Viral di Media Sosial: Netizen Banjiri Pujian
Dalam hitungan menit setelah video kejadian diunggah, berbagai platform media sosial dibanjiri komentar. Mayoritas netizen terpukau oleh aksi spontan gubernur yang dianggap sebagai simbol pemimpin sejati. “Langka banget pemimpin kayak gini!”, tulis salah satu pengguna situs slot resmi. “Biasanya pejabat nyuruh satpam atau kabur, ini malah langsung turun tangan,” tambah lainnya.
Ada pula yang membandingkan dengan gaya pemimpin daerah lain yang lebih banyak pencitraan di media, tapi tak pernah terlihat saat masyarakat betul-betul butuh intervensi nyata. Tak sedikit juga yang berharap gaya kepemimpinan seperti ini bisa menular ke daerah lain, agar pejabat tak sekadar jadi penonton saat warga butuh kehadiran.
Dialog Damai di Akhir Keributan
Setelah berhasil meredam keributan, sang gubernur tak langsung athena168. Ia mengajak kedua pemuda duduk di sebuah kursi plastik di pinggir jalan, berbicara dari hati ke hati. Tidak memarahi, tidak menghakimi. Justru menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa bisa meledak sebesar itu. Beberapa warga menyaksikan dengan haru, tak percaya pejabat setingkat gubernur bisa menyentuh langsung warga dengan pendekatan yang begitu personal.
Sambil menyeka peluh, sang gubernur menutup percakapan dengan kalimat tajam namun hangat, “Kalau kalian masih ingin jadi pemuda NTB yang dibanggakan, mulai hari ini ubah cara berpikir kalian. Jantan itu bukan soal siapa yang menang berkelahi, tapi siapa yang bisa mengendalikan diri.” Tepuk tangan pun bergema dari para warga, bukan karena jabatan sang gubernur, tapi karena keberanian dan ketulusannya yang tak dibuat-buat.