Viral Konvoi Siswa SMK – Cilacap kembali diguncang dengan aksi kontroversial yang mengundang kecaman publik. Sebuah video viral memperlihatkan puluhan siswa SMK melakukan konvoi ugal-ugalan di jalan raya, lengkap dengan atribut sekolah dan suara klakson bersahutan, namun bukan itu yang membuat netizen murka. Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, terlihat jelas rombongan siswa yang bonus new member tengah euforia justru merusak gerbang sekolah lain yang mereka lewati.
Aksi tidak terpuji ini terjadi di siang bolong, saat lalu lintas cukup padat dan banyak warga yang menyaksikan langsung kejadian itu. Tanpa rasa bersalah, mereka merangsek masuk ke depan sekolah yang tidak mereka kenal, menginjak-injak taman kecil dan bahkan merusak gerbang besi sekolah tersebut.
Aksi Vandalisme Viral Konvoi Siswa SMK Di Cilacap
Yang membuat publik semakin geram adalah kenyataan bahwa sebagian siswa dalam konvoi itu justru merekam sendiri tindakan mereka dan menyebarkannya di media sosial. Seolah merasa bangga, video yang memperlihatkan aksi merusak gerbang dan memprovokasi siswa sekolah lain disebarkan dengan caption provokatif, mengundang perdebatan panas di kolom komentar.
“Ini bukan konvoi kelulusan, ini pamer kebodohan,” ujar salah satu pengguna Instagram yang turut mengecam aksi tersebut.
Dalam hitungan jam, video tersebut viral dan menyulut kemarahan netizen. Banyak pihak menyayangkan bahwa spaceman perayaan kelulusan yang seharusnya menjadi momen bahagia justru berubah menjadi ajang adu gengsi yang mengarah pada kekerasan simbolik dan destruktif.
Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di davesbarbershop.org
Polisi Bertindak Cepat: Bukan Hanya Teguran, Tapi Bimbingan
Polres Cilacap bergerak cepat menanggapi situasi yang memanas ini. Dalam konferensi pers singkat, Kapolres menyatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi beberapa siswa yang terlibat dalam aksi tersebut. Mereka dipanggil bersama orang tua dan pihak sekolah untuk diberikan pembinaan khusus.
“Bukan hanya tindakan hukum yang menjadi fokus kami, tetapi pembinaan moral. Anak-anak ini masih bisa dibina, tapi jika dibiarkan, mereka bisa tumbuh menjadi pelaku pelanggaran hukum yang lebih serius,” tegas Kapolres.
Para siswa diberi pembekalan mengenai etika berkomunikasi, tanggung jawab sosial, serta dampak hukum dari tindakan mereka. Kegiatan pembinaan ini melibatkan psikolog anak, guru BK, dan aparat kepolisian agar lebih menyentuh sisi personal dan emosional siswa.
Reaksi Keras Warga dan Dunia Pendidikan
Tak butuh waktu lama, reaksi keras juga datang dari masyarakat sekitar. Banyak warga yang merasa resah dan takut anak-anak mereka menjadi korban berikutnya dari aksi serupa. Ketua RT setempat bahkan menyebutkan bahwa beberapa orang tua langsung mendatangi sekolah untuk memastikan keamanan anak-anak mereka.
Pihak sekolah yang gerbangnya dirusak pun mengecam keras aksi tersebut. Dalam pernyataan tertulis, mereka menegaskan bahwa tindakan itu tidak hanya melukai fasilitas sekolah, tapi juga mencederai semangat kebersamaan antarpelajar. Mereka berharap ada efek jera, baik melalui proses hukum maupun pembinaan yang menyentuh.
Konvoi Jadi Tren Berbahaya: Fenomena Tahunan yang Kian Menggila
Sayangnya, konvoi siswa yang berujung rusuh bukanlah hal baru. Tiap tahun, fenomena ini seolah menjadi ‘ritual’ kelulusan tak bertanggung jawab. Mulai dari aksi corat-coret seragam, balapan liar, hingga perusakan fasilitas umum, semua dilakukan atas nama ‘perayaan’.
Di Cilacap, kejadian ini bukan pertama kalinya. Namun kali ini eskalasinya lebih mengkhawatirkan. Bentuk kekerasan terhadap properti sekolah lain menunjukkan degradasi moral yang kian mengkhawatirkan di kalangan pelajar.
Alih-alih merayakan kelulusan dengan rasa syukur dan penuh harapan akan masa depan, mereka justru menunjukkan sisi kelam dari sistem pendidikan yang gagal membentuk karakter. Konvoi bukan lagi simbol kebebasan, tapi jadi ladang ego dan kekacauan.
Pengawasan Minim, Ego Remaja Maksimal
Banyak pihak menyoroti kurangnya pengawasan dari sekolah maupun orang tua menjelang masa kelulusan. Tidak sedikit siswa yang dengan mudah mengakses kendaraan bermotor tanpa SIM, mengenakan atribut sekolah tanpa izin resmi, dan berkonvoi secara liar.
Sayangnya, pihak sekolah juga terkadang tutup mata terhadap potensi kerusuhan seperti ini. Padahal, pengawasan bisa dilakukan dengan cara melibatkan alumni, guru, dan organisasi kesiswaan untuk mengarahkan perayaan kelulusan secara positif.
Yang terjadi di Cilacap hanyalah puncak gunung es. Di balik sorak-sorai konvoi itu tersimpan bom waktu yang bisa meledak kapan saja, ketika euforia tak lagi diiringi tanggung jawab.